specialpreneur.com – Penyandang disabilitas seringkali mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan di sektor formal. Hal tersebut menggelisahkan seorang muda bernama Siti Maidina. Ia pun mendirikan Specialpreneur, yang menjadi wadah bagi para penyandang disabilitas untuk berwirausaha. Perempuan asal Jambi yang akrap disapa Dina ini membangun wadah itu pada 2016. Misinya adalah untuk meningkatkan taraf hidup penyandang disabilitas agar lebih berkualitas dan mandiri.
Perempuan asal Jambi yang akrap disapa Dina ini membangun wadah itu pada 2016. Misinya adalah untuk meningkatkan taraf hidup penyandang disabilitas agar lebih berkualitas dan mandiri.
“Kami fokus pada temen-temen disabilitas melalui pendekatan program pemberdayaan dan kewirausahaan. Jadi , kami berharap teman-teman di daerah bisa berkarya dan mendapatkan uang sendiri,” ujar Dina sebagaimana dikutip oleh GenPI.co, Rabu (6/11).
Specialpreneur sendiri berbasis di Kabupaten Tanjung Jambung Barat, sekitar 3 jam perjalanan dari Kota Jambi. Di sana tidak terdapat banyak perusahaan yang bisa menjembatani para penyandang disabilitas untuk bekerja.
Agar dapat mengakomodir para penyandang disabilitas di wilayah Jambi, Specialpreneur bekerjasama dengan sejumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di kawasan itu. Specialpreneur juga memiliki Rumah Kreasi Disabilitas, yang menjadi tempat untuk berlatih sejumlah keterampilan wirausaha.
“Jadi sepulang sekolah siswa nggak hanya berdiam diri. Bisa datang ke rumah kreasi, free. Di sini bisa ikut latihan masak, jahit, salon, kerajinan. Tujuannya sejauh ini sih bagaimana para penyandang disabilitas bisa punya aktifitas yang produktif,” ujar perempuan 24 tahun tersebut.
Saat ini, terdapat 15 orang penyandang disabilitas yang tergabung dalam Specialpreneur. Mereka adalah pelajar SMP dan SMA, serta mereka yang berusia 18 hingga 27 tahun. Selain diberi fasilitas dan pelatihan, mereka juga diberikan akses untuk menjual karya-karya mereka ke pusat-pusat kerajinan di Jambi.
Dina juga mengupayakan agar penyandang disabilitas bimbingan Specialpreneur diselaraskan dengan kearifan lokal daerah. Mereka diberdayakan untuk mengangkat potensi lokal ke dalam sebuah inovasi produk.
“Salah satu produk kami mengangkat warisan budaya Jambi, yaitu Tengkuluk, penutup kepala tradisional khas perempuan Melayu Jambi. Kami kreasikan itu mengikuti tren dengan memberdayakan teman-teman disabilitas binaan dalam proses pembuatan kain hingga penjahitan,” kata perempuan yang menempuh pendidikan sarjana ilmu politik di Universitas Brawijaya tersebut.
Salah satu murid binaan Specialpreneur adalah Eka, penyandang tuna daksa berusia 19 tahun. Dengan pelatihan yang diberikan Specialpreneur, Eka membuka jasa jahit di Rumah Kreasi Specialpreneur.
“Sejak di SLB dulu saya ikut pelatihan menjahit tengkuluk dan produk kami digunakan setiap HUT daerah. Saya senang bisa berkarya dan sebelumnya saya juga mendapatkan beasiswa kursus dari Specialpreneur dan sekarang membuka jasa jahit di Rumah Kreasi Specialpreneur,” kata Eka.
Tinggalkan Komentar